Dialog berkesinambungan dengan masyarakat
Tim Eramet terlibat dalam dialog berkesinambungan dengan masyarakat di desa-desa sekitar dan pemerintah daerah sejak tahap eksplorasi. Langkah ini juga didukung oleh studi kemasyarakatan yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang penduduk setempat dan cara hidup mereka.
PT Weda Bay Nickel memprioritaskan kesempatan kerja bagi tenaga lokal, 98% tenaga kerja di tambang adalah warga negara Indonesia, dan 68% di antaranya berasal dari Halmahera atau Provinsi Maluku Utara.
Selain manfaat langsung, desa-desa di sekitar lokasi tambang mendapatkan manfaat tidak langsung, di mana daerah setempat mengalami pertumbuhan pesat serta menciptakan prospek bisnis dan lapangan kerja baru.
Di 2023, Provinsi Maluku Utara melaporkan pertumbuhan yang luar biasa berkat sektor pertambangan dan metalurgi, di mana tingkat pertumbuhan mencapai 20,49%.
Komunitas Tobelo
Sejak fase eksplorasi dimulai, tim telah berinteraksi dengan beberapa individu dari komunitas semi-nomaden Tobelo, yang juga dikenal sebagai O’Hongana Manyawa, yang tinggal di dalam hutan.
Studi etnologi yang dilakukan oleh para ahli Indonesia dan internasional memperkirakan populasi komunitas ini berkisar antara 1.500 hingga 3.000 orang, yang tersebar di wilayah seluas 1,778 juta hektar di Pulau Halmahera. Selama bertahun-tahun, Pemerintah Indonesia memprakarsai program-program yang bertujuan mengintegrasikan masyarakat ini ke desa-desa pesisir, dengan berfokus pada warga yang mau berpindah secara sukarela, khususnya di Halmahera Timur.
Di 2010, PT Weda Bay Nickel melakukan studi berdasarkan uji tuntas etnologi untuk memahami adat istiadat dan tradisi masyarakat Tobelo yang berada di dalam maupun menempati sebagian lahan yang tumpang tindih dengan wilayah konsesi. Hal ini dilakukan untuk memastikan pendekatan yang saling menghormati dan layak ketika terjadi interaksi.
Di 2023, PT Weda Bay Nickel memperbarui pemahaman tentang Suku Tobelo melalui studi lapangan yang dipimpin oleh antropolog independen dari Universitas Khairun di Ternate, Indonesia. Studi tersebut mengungkapkan bahwa satu kelompok yang terdiri dari sembilan orang Suku Tobelo tinggal di dalam wilayah konsesi pertambangan, sementara kelompok-kelompok kecil lainnya berada di luar wilayah konsesi namun berdekatan.
Beberapa kelompok ini menjalin kontak secara rutin dengan komunitas pesisir lokal dan kamp-kamp penambangan.
Di 2024, PT Weda Bay Nickel memutuskan untuk memperdalam pemahaman tentang Suku Tobelo dengan melibatkan tim antropolog untuk mempelajari mata pencaharian kelompok-kelompok tersebut dan interaksi mereka dengan jasa ekosistem. Wawasan yang diperoleh memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan rencana partisipasi tambahan dengan masyarakat Tobelo apabila diperlukan.
Program tanggung jawab sosial perusahaan yang kuat untuk masyarakat
PT Weda Bay Nickel secara mandiri memelopori program pengembangan masyarakat yang bertanggung jawab di desa-desa di sekitar wilayah operasi dan di dalam Kawasan Industri, yang diawasi oleh PT IWIP.
Tiga puluh desa di sekitar lokasi tambang telah menerima manfaat dari program tanggung jawab sosial perusahaan.
Melalui program ini, berbagai inisiatif dalam pengembangan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan budaya telah diluncurkan, termasuk:
- Menyediakan listrik sebesar 5 MW untuk desa-desa di sekitar kawasan industri.
- Membangun jalan sepanjang 9 km untuk meningkatkan akses di Desa Sagea dan Lelilef.
- Menerapkan program air bersih di Weda.
- Memperkenalkan program penangkapan ikan untuk membekali dan melatih para nelayan di salah satu desa di Halmahera Timur.
- Memberikan beasiswa bagi para siswa.
30
desa menerima bantuan melalui program
tanggung jawab sosial perusahaan